Kamis, 26 Maret 2015

WHO Good Storage Practice

Pedoman Cara Penyimpanan Sediaan Farmasi sesuai WHO Technical Report Series No. 908 Tahun 2003 unduh disini


sumber : http://binfar.kemkes.go.id/2015/03/who-good-storage-practice/

Undang - Undang

Tahun 1997
UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Tahun 1998
UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Tahun 1999

UU No. 8 tahun 1999 tentang  Perlindungan Konsumen

Tahun 2002
UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Tahun 2003
UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 

Tahun 2004
UU No. 10 tahun 2004 Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Tahun 2007
UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan

Tahun 2009
UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

UU No. 26 tahun 2009 tentang Pajak Retribusi Daerah

UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup

UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika

UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Untuk info perundangan yang lain silahkan ikuti tautan berikut: hukor.depkes.go.id

Senin, 16 Maret 2015

KIE Farmasi (Komunikasi Informasi dan Edukasi)


SWAMEDIKASI



Definisi
Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat modern.

PERAN DAN KOMPETENSI ASISTEN APOTEKER

Pendahuluan

Akhir – akhir ini telah timbul polemik tentang siapa, apa dan bagaimana peran seorang Asisten Apoteker, terutama untuk pekerjaan pelayanan kefarmasian ( Pharmaceutical care ) yakni satu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian 
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Asisten apoteker sebenarnya bukanlah gelar akademis, tetapi sebutan untuk orang yang bekerja membantu apoteker dalam kerja profesi farmasi. Sering ada terjadi bahwa seorang apoteker di apotik bekerja sebagai asisten (pembantu) apoteker lain yang menjadi APA di apotik itu. Malah ada pula apoteker menjadi apoteker pendamping yang bertugas membantu APA di apotik tersebut.


Dalam Permenkes No. 679/2003 seolah terkesan asisten apoteker adalah “ gelar “ yang diberikan kepada lulusan untuk sekaligus tiga jenis institusi pendidikan yang berbeda kurikulum kompetensinya dan stratanya.

Penyimpanan Obat

surgeon Pictures, Images and Photos

Penyimpanan merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelolah barang persediaan sehingga harus dilakukan sedemikian rupa agar:kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari kerusakan 

fisik,pencarian barang mudah dan cepat,Barang aman dari pencuri dan memermudah pengawasan stock.
Penyimpanan sebagai jantung dari menjemen logistic karena sangat menetukan kelancaran dari pendistribusian. Oleh karena itu, maka metode pengendalian persediaan /inventori control diperlukan,dipahami dan diketahui secara baik
Tujuan:
• Kualitas barang dapat dipertahankan
• Barang terhindar dari kerusakan
• Barang aman dari kehilangan dan pencurian
• Pengawasan stock lebih mudah

Kesalahan Swamedikasi yang Sering Terjadi di Masyarakat

Tidak semua orang mampu menerapkan praktik pengobatan diri sendiri (swamedikasi) secara benar, beberapa contoh kesalahan yang lazim dilakukan masyarakat dalam mengobati dirinya sendiri :
Mengobati flu, batuk, pilek dengan antibiotika biasanya antibiotik amoxicillin 500 mg.
Perlu diketahui bahwa flu, pilek dan biasanya disertai batuk disebabkan oleh virus bukan oleh bakteri, sedangkan amoxicillin 500 mg adalah obat yang ditujukan sebagai anti bakteri sehingga tidak ada relevansinya antibiotik untuk mengobati virus flu. Perlu dicermati penggunaan obat yang tidak tepat tidak ada manfaatnya bagi tubuh bahkan dapat merugikan karena efeksamping dari Amoxicillin yang muncul.

Aspek Asuhan Kefarmasian

Peran apoteker telah berubah dari peracik dan penyedia obat menjadi manajer terapi obat yang Mencakup tanggung jawab untuk menjamin bahwa dimanapun obat diproduksi, disediakan/diperoleh, digunakan, disimpan, didistribusikan, dibagikan dan diberikan sehingga obat tersebut berkonstribusi terhadap kesehatan pasien dan mengurangi efek samping yang mungkin muncul.
Ruang lingkup praktek kefarmasian saat ini termasuk pelayanan-
berorientasi pasien dengan segala fungsi kognitif konseling, menyediakan informasi obat dan memantau terapi obat, sebagaimana halnya aspek teknis pelayanan kefarmasian yang termasuk manajemen pengadaan obat. Hal ini merupakan peranan tambahan seorang apoteker bahwa apoteker sekarang dapat memberikan konstribusi yang vital terhadap perawatan pasien.

Pekerjaan kefarmasian pada zamannya akan selalu berkembang mengikuti tuntutan masyarakat sehingga paradigma Asuhan Kefarmasian sudah harus dipertimbangkan untuk penerapannya pada Pekerjaan Kefarmasian, berikut adalah rangkuman dari berbagai sumber terkait dengan Asuhan Kefarmasian.

Distribusi Obat Dalam Tubuh


PENYIMPANAN OBAT

Penyimpanan

berarti mengelola barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud selalu
dapat menjamin ketersediaannya bila sewaktu-waktu dibutuhkan pasien, terjadi stock out atau
over stock, tempat penyimpanan yakni gudang farmasi.

Tujuan penyimpanan :
  • Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan (selalu ada stock)
  • Menjamin keamanan dari kecurian dan kebakaran
  • Memudahkan dalam pencarian dan pengawaasan persediaan barang kadaluarsa.
  • Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Fungsi gudang farmasi adalah :
  • Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat. Menerima, menyimpan, memelihara, dan mendistribusikan perbekalan farmasi.
  • Menyiapkan penyusunan rencana, pencatatan pelaporan mengenai persediaan dan penggunaan perbekalan farmasi.
  • Mengamati mutu dan khasiat obat yang disimpan.

INFORMASI UMUM PENGGUNAAN OBAT BEBAS



HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT 

KONDISI ANDA YANG PERLU DIJELASKAN KEPADA 

DOKTER ATAU APOTEKER ANDA 

Kasus alergi. 
Kondisi diet rendah garam, rendah gula atau senyawa lain. 
Kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil. 
Kondisi sedang menyusui. 
Kondisi sedang meminum obat lain. 



Aspek Negatif Dari Obat

Beberapa pengaruh buruk dari obat yang perlu dipahami oleh masyarakat umum ialah :
1. Efek samping obat 



Selain khasiat obat yang berguna menyembuhkan penyakit, obat juga memiliki pengaruh negatif yang selalu timbul bersama dalam pemakaian obat. Misalnya obat penawar nyeri Asetosal sering menimbulkan akibat sampingan perdarahan lambung yang dapat membahayakan kesehatan pemakainya. Demikian pula Fenasetina yang dulu banyak digunakan untuk bahan obat flu, ternyata dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sehingga sekarang telah diamankan dari peredaran bebas.

Bentuk Sediaan Obat & Jenis Pengadaan Obat


Symbol Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras

OBAT BEBAS

Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.

Minggu, 15 Maret 2015

BAB II Rincian Tugas Ka UPT dan KA TU

2.7  Rincian Tugas Kepala UPT GFK dan Sub Bagian Tata Usaha GFK


Berdasarkan Lampiran II Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 12 tahun 2010 Tanggal 25 Februari 2010 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.7 Rincian Tugas Ka.UPT GFK dan Sub Bag TU UPT GFK

BAB III Pengelolaan Obat, AHP & Sediaan Farmasi Lainnya Profil GFK

BAB III
PENGELOLAAN OBAT, AHP & SEDIAAN FARMASI LAINNYA

3.1     PERENCANAAN
Perencanaan kebutuhan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya.
Tujuan perencanaan kebutuhan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan kebutuhan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya diawali dari data yang disampaikan Puskesmas (LPLPO) ke Instalasi Farmasi Kabupaten yang selanjutnya dikompilasi menjadi rencana kebutuhan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya di Kabupaten yang dilengkapi dengan teknik-teknik perhitungannya. Selanjutnya dalam perencanaan kebutuhan buffer stok Pusat maupun Provinsi dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan obat, AHP dan sediaan farmasi lainnya di Kabupaten dan tetap mengacu kepada DOEN.

BAB II Gambaran GFK; SDM Pengelola Obat, Tupoksi, Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2.3      SUMBER DAYA MANUSIA PENGELOLA OBAT

Pada UU No. 23 tahun 1992 pasal 63 tentang Kesehatan, dijelaskan bahwa pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi dan pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

KETERSEDIAAN TENAGA KEFARMASIAN
Keadaan tenaga kefarmasian di Puskesmas kabupaten Muara Enim yang terdata sampai dengan Desember 2013 berjumlah 22 orang. Jumlah tenaga kefarmasian lulusan SMF/SAA berjumlah 7 orang ( 58,33,%), lulusan D3 Farmasi sebanyak 16 orang (25%), dan Apoteker sebanyak 4 orang (8,33%).

BAB II Gambaran GFK; Struktur Organisasi

BAB II
GAMBARAN UPT GUDANG FARMASI
ORGANISASI, TUGAS DAN PERAN


2.1     STRUKTUR ORGANISASI

Penerapan Undang - Undang nomor 22 tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa pengaruh terhadap bentuk organisasi kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sebelum penerapan Otonomi Daerah seluruh Kabupaten/Kota mempunyai organisasi pengelolaan obat yang disebut GFK. Dengan adanya PP Nomor 41 Tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah diharapkan organisasi pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan sudah berbentuk UPT. Namun, saat ini bentuk organisasinya masih sangat beragam mulai dari seksi, UPTD, GFK, Instalasi dan sebagainya.
 Melihat betapa pentingnya peranan obat dalam pelayanan kesehatan, maka perlu adanya standar pola organisasi pengelola Obat, AHP dan Sediaan Farmasi Lainnya di Kabupaten Muara Enim agar alokasi dana obat yang tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BAB I Pendahuluan Profil GFK 2013

BAB I
PENDAHULUAN

          Pembangunan di bidang obat antara lain bertujuan untuk menjamin tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu terjamin, tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh masyarakat pada saat dibutuhkan.
          Untuk dapat mencapai tujuan tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijaksanaan, antara lain perbaikan dan penyempurnaan dalam pengelolaan obat terutama di Kabupaten yang meliputi perbaikan dan penyempurnaan dalam perencanaan kebutuhan obat, pendistribusian, pelayanan dan penggunaan obat serta sistem informasi manajemen obat.

SOP UPT Gudang Farmasi Kab Muara Enim

Standar Operasional Prosedur (SOP) 
UPT Gudang Farmasi Kab. Muara Enim

1. SOP Penerimaan, AHP dan Sediaan Farmasi Lainnya



ANALISIS JABATAN Pengelola Obat, AHP dan Sediaan Farmasi lainnya UPT GFK

INFORMASI JABATAN

Nama Jabatan       :    Pengelola Obat, AHP dan Sediaan Farmasi lainnya UPT GFK

I.     PERAN JABATAN
Menerima, mencatat, menyimpan dan melayani distribusi Obat, AHP dan Sediaan Farmasi lainnya untuk seluruh Puskesmas dan RSUD di Kabupaten Muara Enim

ANALISIS JABATAN PENGELOLA ADMINISTRASI DAN LAPORAN UPT GFK ME

INFORMASI JABATAN

Nama Jabatan              :    Pengelola Administrasi & Laporan UPT GFK

I.     PERAN JABATAN
Melaksanakan semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas administrasi laporan (LPLPO, RSPMB, SBBK, Laporan Bulanan, Triwulan dan Tahunan) dan Administrasi Umum di UPT Gudang Farmasi Kab. Muara Enim

ANALISIS JABATAN KA UPT GFK ME

INFORMASI JABATAN STRUKTURAL

Nama Jabatan           :    Kepala UPT Gudang Farmasi Kabupaten

I.     PERAN JABATAN
Memimpin dan melaksanakan kegiatan di UPT Gudang Farmasi Kab Muara Enim dimulai dari kegiatan teknis, pembinaan, pelaksanaan pengawasan, evaluasi dan pelaporan

ANALISIS JABATAN KA TU GFK ME

INFORMASI JABATAN STRUKTURAL

Nama Jabatan           :    Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT GFK

I.     PERAN JABATAN
Menghimpun bahan dan data rencana kegiatan, pelaksanaan program kerja, mengelola penatausahaan, menyiapkan bahan penyusunan laporan dan evaluasi program kegiatan UPT Gudang Farmasi Kab. Muara Enim 

Kamis, 12 Maret 2015

Laporan UKP4 B03, B06, B09, B12 tahun 2014

Berikut ini adalah laporan UKP4 B03 s.d B12 selama tahun 2014, (sumber : diupload dari siobat.tk )

Gambar 1. UKP4 B03 tahun 2014